Diduga Tidak Disalurkan Ke Warga, Puluhan Karung Beras Bantuan Kementrian Sosial Tersimpan di Kantor Desa Panikel

    Diduga Tidak Disalurkan Ke Warga, Puluhan Karung Beras Bantuan Kementrian Sosial Tersimpan di Kantor Desa Panikel

    CILACAP-Kementrian sosial tidak henti hentinya menyalurkan bantuan pangan ke masyarakat yang membutuhkan, salah satunya Bantuan Sosial Beras (BSB), Bantuan Beras tersebut  Pemerintah berharap bisa sedikit mengurangi beban Masyarakat kurang mampu, tapi anehnya bantuan Pemerintah tersebut terkadang tidak tepat sasaran atau disalah gunakan oleh beberapa oknum, 29-1-2022

    Seperti Halnya yang terjadi di Desa Panikel Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap masih terlihat tumpukan Beras dari program BSB yang ada di ruang kantor kepala Desa Panikel, menurut informasi masyarakat beras tersebut sudah 5 bulan berjalan. 

    Dari keterangan Warga tersebut Beberapa Awak Media pada tanggal 26/1/2022 langsung menuju Kantor Desa Panikel, untuk mengkroscek kebenaran informasi yang disampaikan oleh Warga " Bahwa Adanya Dugaan Timbunan Beras Bantuan Pemerintah Di Kantor Desa Panikel".

    Sesampainya Awak Media di Desa bertemu dengan Ketua BPD Desa Panikel (Sutarjo) dan awak media menanyakan apakah pak Kapala Desa ada? Sutarjo mengatakan Kepala Desa Belum Balik Ke Kantor tadi pagi beliau menghadirin Rapat di Kecamatan, mari saya antarkan ketemu dengan pak Sekretaris Desa (Eko Cahyono) saja jika ada yang penting di bicarakan.

    Sesampainya diruang Sekretaris desa (Eko cahyono) dan di dampingin oleh Ketua BPD (Sutarjo) awak media menanyakan kebenaran informasi dari warga terkait "adanya Dugaan Penimbunan Beras Bantuan Pemerintah " di Ruang Kerja Kepala Desa Panikel?

    Eko Cahyono mengatakan kepada awak media " ya, memang Benar ada Beras Bantuan Pemerintah tadinya beras tersebut berada di Ruang Kerja Kepala Desa, tapi saat ini beras tersebut sudah dipindahkan diruangan BPD, namun sebelum Beras tersebut di pindahkan ke ruang BPD, Beras ini terlebih dahulu di bawa ke tempat penggilingan Padi, untuk dibersihkan kembali di karena Beras tersebut sudah  cukup Lama kurang lebih 5 Bulan diruang Kerja Kepala Desa sehingga beras tersebut sudah mulai berubah warna dan khawatir tidak layak konsumsi. Jumlah beras saat di bawa ke penggilingan padi sebanyak 50 kantong @10KG dengan merek Karung Bulog, namun setelah  beras selesai di selipan di Penggilingan beras dan di Tumpuk kembali diruang BPD dengan jumlah saya tidak hafal, monggo teman teman media lihat langsung nanti.

    Awak media di dampingin ketua BPD beserta satu staff desa keruangan BPD melihat dengan jelas Fisik Karung Beras yang bertulisan Bulog @10KG  hanya terikat tali Plastik,  dan isinya hanya setengah karung dari kantong @10KG dengan jumlah 26 Kantong @10KG, dan awak media minta izin kepada BPD untuk melihat isi kantong beras bertulisan Bulog tersebut, lalu BPD membuka ikatan tali salah satu Kantong Beras yang berada di ruangannya tersebut, awak media melihat dengan jelas dan disaksikan oleh ketua BPD beras sudah mulai berubah warna dan mulai bulukan, berkutu. 

    Setelah selesai Melihat langsung Beras di ruang BPD, awak media kembali keruangan Sekdes untuk bertanya Asal Beras Bantuan tersebut dari mana dan mengapa beras ini sudah berbulan bulan tertimbun di desa? 

    Eko Cahyono mengatakan dengan jelas  " asal Beras tersebut adalah BANTUAN SOSIAL BERAS ( BSB) dari Kementrian Sosial yang di peruntukkan untuk warga  yang membutuhkan sesuai data dari Kementrian Sosial, desa itu hanya menyediakan tempat untuk di bagikan kepada masyarakat yang data penerimanya ada sama pendamping tingkat kecamatan (TKSK) dan data penerima tersebut pihak desa tidak tahu menahu siapa saja yang menerimanya. Data lengkapnya ada sama pendamping (TKSK) dari Kecamatan. Itu sebabnya beras tsb masih dikantor desa, dan pendamping (TKSK) dari kecamatan juga menitip pesan untuk dibagikan kepada masyarakat yang masih belum mengambilnya, Ungkapnya Sekdes.

    Lanjut Awak Media menanyakan kepada Sekdes bagaimana pemerintahan desa membangikan beras tersebut, sementara pemerintahan desa tidak memiliki data siapa saja penerimanya,  Eko Cahyono hanya terdiam dan keluar dari ruangan kerja, selang beberapa menit kemudian Eko kembali keruangan sambil membawa beberapa lembar Kertas dan menunjukkan kepada awak media, ini data dan nama nama penerima beras tersebut. Sambil mengkroscek data yang ada awak media menemukan 5 nama warga yang masih belum tanda tangan untuk pengambilan beras. 

    Lalu Awak Media menanyakan dari jumlah beras 50 Karung @10KG jika dilihat data yang ada timbul pertanyaan besar kami selaku awak media, warga bapak tinggal 5 orang yg belum ambil sementara beras yang masih ada 50 Karung, lalu sisa beras ini untuk siapa? Dan apakah pihak desa tidak pernah memberitahukan ke warganya untuk mengambil beras bantuan tersebut? Eko Cahyono hanya terdiam dan tidak meneruskan pembicaraan.

    Lanjut SUTARJO (Ketua BPD DESA PANIKEL) menuturkan kepada Awak media diruang kerja Sekretaris desa, dia selaku Ketua  BPD sama sekali tidak mengetahui  Beras yang di duga ditimbun diruang kerjanya tsb, dikarenakan baik Kades dan Sekdes tidak pernah transparan terkait beras tersebut. Dan dia (BPD) pernah bertanya kepada Sekdes beras yg ada diruang kerjanya itu dari mana dan siapa penerimanya jawabannya saat itu beras bantuan saja mas media itu jawaban dari sekdes. Karena penasaran saya atas Nama BPD mengambil rapat beberapa hari lalu dan waktu itu dihadirin juga oleh Kepala Desa, saat ditanyakan sama kepala desa jawabannya beras PKH dan kepala desa saat itu mengintruksikan supaya beras yang ada diruang kerja saya suruh di bagikan saja sama aparat desa. Ungkap Sutarjo Kepada Awak media.

    CILACAPJAWATWNGAH DINASSOSIALCILACAP KEMENTRIANSOSIAL DESAPANIKEL KAMPUNGLAUT TUMPUKANBERAS
    Totong Setiyadi

    Totong Setiyadi

    Artikel Sebelumnya

    Alumni Poltekip Angkatan 52 Ikuti Satriya...

    Artikel Berikutnya

    Warga Majenang Tewas Tersambar Kereta Api...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    PERS.CO.ID: Cara Baru Bermedia!
    Sejarah Penyebaran Islam Pertama kali di Pulau Samosir Sumatera Utara
    Asri Tadda: Bagaimana Gerakan Perubahan Usai Pilpres?
    Penguatan Integritas dan Halal Bihalal Kemenkumham Jateng Diikuti UPT Se-Jateng

    Ikuti Kami